NGRAMBE-Di tengah gemuruh perubahan zaman dan tantangan pengasuhan yang semakin kompleks, para orang tua di Desa Hargomulyo menunjukkan bahwa belajar tidak mengenal usia. Pada Selasa, 29 April 2025, mereka menapaki satu tahapan penting dalam perjalanan sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya, melalui prosesi Wisuda Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Angkatan ke-7 yang diselenggarakan oleh BKB “Kemuning” dan Pemerintah Desa Hargomulyo.
Kegiatan yang berlangsung di Halaman Kantor Desa Hargomulyo ini dibuka langsung oleh Camat Ngrambe, Kusnu Heri Purwanto. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa keluarga adalah benteng pertama dan utama dalam membentuk karakter anak. “Melalui SOTH, kita ingin hadirkan orang tua yang tak hanya menyayangi, tapi juga memahami cara terbaik dalam mendampingi tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Hadir pula Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera DP3AKB Kabupaten Ngawi, Puji Sulistyaningsih, yang mewakili Kepala DP3AKB. Ia menyampaikan apresiasi atas komitmen lintas sektor dalam mendukung program SOTH, yang telah terbukti memberikan dampak nyata bagi penguatan peran keluarga.

Suasana menjadi hangat dan penuh semangat dengan kehadiran Ny. Dena Kusnu selaku Ketua TP-PKK Kecamatan Ngrambe, yang turut memberikan motivasi kepada para peserta wisuda. Didampingi oleh Kepala Desa Hargomulyo, Susilo, serta Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Ngrambe, Suharti, dan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Raden Wahyu Trijanto, acara berjalan dengan lancar dan khidmat.
Tidak hanya itu, jajaran lintas sektor seperti Koramil 0805/07 Ngrambe, Polsek Ngrambe, Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Puskesmas Ngrambe dr. Muda Trimaryo Prisadono, dan PL-KB Kecamatan Ngrambe turut hadir mendukung penuh kegiatan ini. Kolaborasi yang terbangun menjadi bukti bahwa penguatan keluarga adalah tanggung jawab bersama.
Sebanyak 30 peserta SOTH menjalani prosesi wisuda dengan penuh rasa bangga. Mereka telah mengikuti serangkaian sesi pembelajaran intensif seputar pengasuhan anak berbasis 8 fungsi keluarga, termasuk pendidikan, perlindungan, pengasuhan dengan cinta dan tanpa kekerasan, serta nilai-nilai keagamaan.

Salah satu peserta, Ratna, tak mampu menyembunyikan rasa harunya saat berbagi cerita. “Dulu saya pikir menjadi orang tua cukup dengan naluri. Tapi lewat SOTH saya sadar bahwa jadi ibu atau ayah itu butuh ilmu, kesabaran, dan kesediaan terus belajar. Ini bukan akhir, tapi awal yang baru,” tuturnya dengan mata berbinar.
Acara ditutup dengan penampilan para peserta yang membawakan yel-yel penuh semangat dan karya kreatif yang mencerminkan semangat belajar mereka. Ruang aula yang semula sunyi berubah menjadi tempat berbagi cerita, tawa, dan harapan.
Wisuda ini bukan sekadar seremoni penutup. Ia menjadi tonggak perubahan, bahwa menjadi orang tua hebat bukanlah label, tetapi proses yang terus dihidupi dengan cinta, ilmu, dan niat yang tulus. Dari Hargomulyo, semangat ini menyebar, menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk terus menanamkan nilai-nilai pengasuhan terbaik sejak dalam keluarga.