Merawat Tradisi, Merajut Harmoni: “Jum’at Legen Bersih Desa” Giriharjo dan Wayang Kulit “Babad Wanamarta” di Mendiro Semarakkan Malam 17 Juli

NGRAMBE-Malam pada hari Kamis, 17 Juli 2025, menjadi malam yang istimewa bagi masyarakat Kecamatan Ngrambe. Dua desa, Giriharjo dan Mendiro, memaknai malam sakral tersebut dengan gelaran budaya dan tradisi yang sarat makna. Pemerintah Desa Giriharjo menyelenggarakan “Jum’at Legen Bersih Desa”, sementara Pemerintah Desa Mendiro menghidupkan kembali kisah epik pewayangan melalui Pagelaran Wayang Kulit bersama dalang muda berbakat Ki Catur Nugroho dengan lakon “Babad Wanamarta”.

Camat Ngrambe Kusnu Heri Purwanto hadir membuka rangkaian kegiatan di Giriharjo. Bersama Kepala Desa Giriharjo, Himawan Guntoro, beliau menyampaikan apresiasi atas konsistensi desa dalam menjaga warisan budaya bersih desa yang telah berlangsung secara turun-temurun.

“Tradisi seperti ini bukan hanya simbol syukur, tapi juga menjadi ruang kebersamaan dan penguatan jati diri desa,” ujar Camat Kusnu di hadapan warga yang memadati halaman balai desa Giriharjo.

Usai membuka acara di Giriharjo yang dilanjutkan dengan Pengajian Umum oleh K.H. Rosydan Nurhasan asal Panekan Magetan, Camat Kusnu langsung bertolak menuju Desa Mendiro. Di sana, suasana telah semarak dengan gemerlap lampu, gamelan yang mengalun syahdu, serta deretan warga yang antusias menanti pagelaran wayang kulit dimulai. Kepala Desa Mendiro, Anton Budiarso, menyambut langsung kedatangan Camat beserta rombongan.



Pagelaran “Babad Wanamarta” dibawakan secara apik oleh Ki Catur Nugroho. Lakon ini berkisah tentang perjuangan para Pandawa dalam membuka hutan Wanamarta menjadi kerajaan Amarta—sebuah simbol transformasi dari kekacauan menuju keteraturan, dari hutan belantara menjadi pusat peradaban. Penonton pun larut dalam alur cerita, penuh pesan moral, kearifan lokal, serta sisipan humor segar dari sang dalang.

Tampak hadir mendampingi Camat Ngrambe dalam dua kegiatan ini antara lain Kasi Kesejahteraan Sosial Raden Wahyu Trijanto, Kasi PMD Indra Sudarmaji, dan jajaran lintas sektor seperti dari Koramil 0805/07 Ngrambe, Polsek Ngrambe, Puskesmas Ngrambe, serta Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngrambe.

Di sela pagelaran, Karjo (53), salah satu warga Mendiro yang setia menyimak dari awal hingga akhir, mengungkapkan pandangannya.

“Wayang itu bukan sekadar tontonan, tapi tuntunan. Lewat cerita seperti ini, kami diajak merenung tentang hidup, tentang bagaimana menjadi manusia yang lurus jalannya. Apalagi buat generasi muda, ini penting sekali,” ucapnya dengan mata berbinar.

Kehadiran dua acara ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Ngrambe tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga menjadikannya sebagai pilar pembangunan karakter. Di tengah laju zaman, nilai-nilai lokal terus dijaga, dipelihara, dan diwariskan—sebagai fondasi harmoni sosial dan spiritual desa.

Author

  • Indra Sudarmaji memiliki rekam jejak sebagai ASN yang mengesankan dalam menginisiasi dan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat desa. Melalui pendekatan partisipatif, Indra mengajak masyarakat desa untuk aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan berbagai program pembangunan, termasuk peningkatan infrastruktur, pengembangan keterampilan, dan pemasyarakatan potensi lokal.

    View all posts