NGRAMBE-Musyawarah Desa kembali berlangsung dengan penuh semangat di beberapa desa di Kecamatan Ngrambe, yakni Desa Giriharjo, Desa Setono, Desa Tawangrejo, Desa Hargomulyo, Desa Babadan, dan Desa Wakah. Kegiatan yang digelar selama dua hari ini menjadi momentum penting bagi masyarakat desa untuk merumuskan rencana pembangunan di tahun mendatang. Camat Ngrambe, Kusnu Heri Purwanto bersama lintas sektor dari Koramil 0805/07 Ngrambe dan Polsek Ngrambe, hadir di setiap musyawarah, memberikan arahan dan dorongan agar masyarakat terus terlibat aktif dalam proses pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.(24/10/2024)
Dalam sambutannya, Camat Kusnu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat. “Musyawarah desa adalah fondasi penting dari demokrasi lokal. Di sini kita tidak hanya menyusun rencana, tetapi juga memastikan setiap keputusan yang diambil merupakan cerminan dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat,” ujar Kusnu. Ia menambahkan bahwa pembangunan yang sukses adalah yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tidak hanya dari segi infrastruktur tetapi juga kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Musyawarah di enam desa tersebut turut didampingi oleh Kepala Seksi Pemerintahan Suharti dan Kepala Seksi PMD Indra Sudarmaji beserta jajaran pemerintah kecamatan. Masing-masing kepala desa juga hadir mendampingi dalam musyawarah ini: Himawan Guntoro, Kepala Desa Giriharjo; Pradana Dykdhya Wahana, Kepala Desa Setono; Eko Setyawan, Kepala Desa Tawangrejo; Susilo, Kepala Desa Hargomulyo; Sunaryo, Kepala Desa Babadan; dan Mudakir, Kepala Desa Wakah. Mereka semua turut aktif memaparkan perkembangan desa masing-masing serta tantangan yang masih dihadapi dalam proses pembangunan.
Pada hari pertama, musyawarah dimulai di Desa Giriharjo, di mana Himawan Guntoro menekankan pentingnya peningkatan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat desa. Di Desa Setono, Pradana Dykdhya Wahana mengajak warga untuk lebih fokus pada pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, terutama sektor pariwisata dan usaha kecil menengah (UKM). Sementara itu, di Desa Tawangrejo, Eko Setyawan menekankan perlunya peningkatan infrastruktur desa, terutama jalan dan saluran irigasi, untuk mendukung kegiatan pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
Hari kedua dilanjutkan dengan musyawarah di Desa Hargomulyo, Babadan, dan Wakah. Susilo, Kepala Desa Hargomulyo, memaparkan rencana pembangunan yang berfokus pada peningkatan ketahanan pangan dan pemberdayaan petani lokal. Sunaryo di Desa Babadan berbicara tentang perlunya revitalisasi ruang publik agar dapat menjadi tempat berkumpul dan berinteraksi antarwarga, memperkuat hubungan sosial. Sedangkan Mudakir, Kepala Desa Wakah, menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam setiap rencana pembangunan desa, dengan menitikberatkan pada program penghijauan dan pengelolaan sampah.
Salah satu warga Desa Tawangrejo, Sutrisno, memberikan komentarnya terkait pentingnya kegiatan musyawarah desa ini. “Musyawarah desa memberi kesempatan kepada kami, masyarakat, untuk menyampaikan apa yang benar-benar kami butuhkan. Dari sinilah aspirasi kami bisa terdengar dan dijadikan acuan dalam pembangunan desa ke depan,” ujar Sutrisno dengan penuh harap. Menurutnya, keterbukaan dalam setiap proses musyawarah sangat penting agar pembangunan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Diskusi yang berlangsung dalam setiap musyawarah dipenuhi oleh dinamika yang positif. Setiap usulan dari masyarakat dipertimbangkan dengan serius, baik yang menyangkut pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, maupun isu-isu sosial yang berkembang di desa. Musyawarah Desa kali ini tidak hanya menjadi ajang untuk menyusun rencana, tetapi juga cerminan dari kuatnya komitmen pemerintah desa dan masyarakat dalam bekerja sama untuk mewujudkan desa yang lebih maju dan sejahtera.
Pada kesempatan ini, Camat Kusnu juga mengingatkan pentingnya menjaga sinergi antara pemerintah desa dan warga dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan. “Sinergi ini adalah kunci. Tanpa kerja sama yang baik, rencana pembangunan yang sudah kita susun bersama tidak akan bisa tercapai dengan optimal. Mari kita jaga semangat kebersamaan ini,” pesan Kusnu menutup arahannya.
Dengan suasana yang penuh antusiasme dan partisipasi aktif dari masyarakat, Musyawarah Desa di enam desa ini berhasil menjadi forum strategis dalam perencanaan pembangunan ke depan. Tidak hanya sekadar forum diskusi, kegiatan ini menjadi wujud nyata dari partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi dan pembangunan yang lebih inklusif, dengan harapan besar bahwa setiap desa dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kebutuhan warganya.