Perkuat Ekoteologi di Cepoko, Ratusan Bibit Pohon Ditanam di Kampung Moderasi Beragama

NGRAMBE – Upaya penguatan ekoteologi di Cepoko diwujudkan secara nyata pada Jumat (24/10/2025) siang. Ratusan bibit pohon ditanam bersama di Kampung Moderasi Beragama (KMB). Lokasi kegiatan ini dipusatkan di Dusun Brejing, Desa Cepoko, Kecamatan Ngrambe. Aksi ini menyatukan Forkopincam, tokoh agama, dan masyarakat. Tujuannya adalah merawat alam sekaligus merajut kerukunan.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Camat Ngrambe, Dhanang Wahyudi Priyanto. Dalam sambutannya, Dhanang mengapresiasi inisiatif kolaboratif tersebut. Menurutnya, merawat alam adalah tanggung jawab bersama lintas elemen. “Ini adalah contoh baik sinergi antar instansi dan masyarakat,” ujarnya.

Camat hadir didampingi jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam). Tampak hadir Danramil 0805/07 Ngrambe, Kapten Parkuat. Hadir pula Kapolsek Ngrambe, Iptu Agus Hari Santoso. Tuan rumah, Kepala Desa Cepoko Moh. Nuryanto, memastikan acara berjalan dengan lancar.

Dukungan lintas sektor terlihat sangat jelas. Perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag) Ngawi, Yusuf Masruri dan Chusnul Amin, turut hadir. Selain itu, hadir pula Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Ngawi dan Kepala KUA setempat. Dari jajaran kecamatan, Kasi Kesos Raden Wahyu Trijanto juga hadir bersama staf.

Partisipasi organisasi masyarakat juga sangat masif. Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ngrambe, Gus Wahib, hadir bersama anggotanya. Jajaran BANSER juga tampak aktif membantu proses penanaman. Para tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat berbaur menjadi satu dalam semangat gotong royong.

Ekoteologi: Merawat Alam, Merajut Kerukunan

Pemilihan lokasi di Kampung Moderasi Beragama (KMB) memiliki makna mendalam. Tempat ini adalah simbol harmoni dan kerukunan di Desa Cepoko. Aksi tanam pohon ini memperkuat nilai-nilai moderasi tersebut. Penguatan ekoteologi di Cepoko diwujudkan secara praktis di lapangan. Konsep ini mengajarkan bahwa iman harus selaras dengan tindakan ekologis.

Ketua IPHI Ngrambe, Gus Wahib, menggarisbawahi pentingnya acara ini. Menurutnya, ekoteologi adalah panggilan iman yang sangat relevan saat ini. “Kegiatan ini sangat penting sebagai wujud ibadah kita,” ujar Gus Wahib saat ditemui di lokasi. Ia menjelaskan bahwa merawat alam adalah bentuk syukur atas ciptaan Tuhan.



“Kita tidak hanya menanam pohon. Kita menanam harapan untuk generasi mendatang,” tegasnya. Gus Wahib menambahkan, kepedulian lingkungan adalah cerminan iman yang sesungguhnya. Ini adalah cara membumikan ajaran agama dalam tindakan nyata.

Ratusan bibit pohon produktif dan peneduh ditanam serentak. Jenisnya beragam, mulai dari pohon buah hingga tanaman keras peneduh. Bibit-bibit ini disesuaikan dengan kontur tanah setempat. Warga, tokoh agama, dan aparat bahu-membahu. Mereka menggali lubang tanam di sepanjang area KMB. Suasana penuh keakraban sangat terasa.

Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada seremoni. Tujuannya adalah dampak ekologis jangka panjang. Pohon-pohon ini diharapkan dapat menjaga sumber mata air. Selain itu, juga untuk penghijauan kawasan. Pemerintah Desa Cepoko berkomitmen melanjutkan perawatan bibit pohon ini.

Sinergi Lintas Sektor Jaga Harmoni

Acara di Desa Cepoko ini menjadi bukti nyata kolaborasi yang kuat. Upaya penguatan ekoteologi di Cepoko berhasil menyatukan berbagai elemen masyarakat. Mulai dari pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, hingga ormas. Ini adalah langkah konkret menjaga kelestarian alam.

Author

  • Eko Suyoto adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Ngrambe yang juga dikenal sebagai dalang manten. Selain menjalankan tugasnya di bidang pemerintahan, Eko aktif melestarikan budaya Jawa melalui seni pedalangan, khususnya dalam upacara pernikahan adat. Kepiawaiannya dalam membawakan lakon serta memahami filosofi tradisi menjadikannya sosok yang dihormati, baik di lingkungan birokrasi maupun dalam komunitas seni dan budaya.

    View all posts